Blog ini adalah catatan pelajar yang menyukai traveler

Monday, February 29, 2016

Apa kabarmu hari ini


Sore ini tempatku sedang mendung. Mungkin tinggal menunggu hitungan menit bagi hujan untuk sampai di sini. Bagaimana di sana?

Aku selalu bertanya-tanya apa kesukaanmu. Saat kamu memiliki waktu luang sepertiku saat ini, kira-kira apa yang akan kamu lakukan? Apakah kau sepertiku, menyukai duduk sendiri di sudut kafe? Ada sebuah kafe tua yang menjadi favoritku selama ini. Letaknya di sudut jalan, dekat dengan taman. Barangkali kamu pernah melewatinya. Kopinya sangat enak. Baristanya sangat ramah. Mereka juga sering memutar lagu-lagu lawas untuk menemani tamu-tamu yang sedang kasmaran. 

Saat ini mereka memutar lagu Remember When milik Alan Jackson. Bersama hujan yang mulai mengguyur dan secangkir cappuccino hangat, aku memikirkanmu. Aku berpikir, masihkah kamu menunggu karena aku percaya, kita hanya tinggal menunggu waktu untuk bisa bertemu.

Aku percaya segala sesuatu diciptakan berpasang-pasangan. Aku juga percaya bahwa Tuhan telah menciptakanmu di suatu tempat. Meski saat ini Tuhan masih menyembunyikanmu dariku, aku akan dengan senang hati menunggu. Meski belum pernah bertemu.

Apa kabarmu hari ini? Jika kamu lelah, berhentilah sejenak sebelum melanjutkan.

Jika kamu ada di sini, aku ingin menceritakan tentang studiku. Tidak ada yang spesial memang. Sama seperti minggu lalu, aku datang ke kampus setiap pagi, pulang tak menentu. Tapi menceritakan ini kepadamu pastinya menyenangkan.
Bukankah jika bersama orang yang tepat, segalanya akan bermakna meski hanya duduk bersama tanpa kata-kata?
Ngomong-ngomong, bagaimana denganmu? Apakah pekerjaan membuatmu lelah? Ataukah kamu mendapat masalah dengan atasanmu? Ah, barangkali aku bukan pekerja kantoran. Tapi tak apa. Aku juga menyukainya. Tapi bahkan pekerja kantoran juga kadang ditekan deadline, bisa juga mengalami minggu yang buruk bukan?

Ada kalanya segala sesuatu terasa salah, dan semakin kamu perbaiki justru semakin salah. Terkadang dunia tak mau jadi seperti yang kita inginkan.
dek, jika kamu lelah, berhentilah sejenak, sebelum melanjutkan.

Jika waktumu sedang luang, coba bayangkan pertemuan kita kelak. Bagiku, membayangkannya saja sudah bisa membuat hatiku berdegup kencang. Sesekali aku seperti melihatmu dalam diri orang yang kutemui di jalan. Ada kalanya aku iseng ingin bertanya pada mereka: kamukah itu? Tapi nyaliku tak cukup besar untuk melakukannya. Pada akhirnya, aku hanya duduk di sini sendiri dan membayangkan pertemuan kita kelak.

Jika saja kita bisa memesan takdir Tuhan, tentu aku ingin dibuatkan sebuah skenario yang romantis untuk kita berdua. Mungkinkan pertemuan kita akan se-kebetulan pertemuan Celine dan Jesse di film Before Sunrise? Boleh juga jika pertemuan kita ala Elizabeth Bennet dan Mr. Darcy di film Pride And Prejudice yang diawali oleh kesalahpahaman. Tapi kuharap kita tidak perlu mengalami hal setragis Emma dan Dexter di film One Day, yang butuh waktu bertahun-tahun untuk menyadari perasaan mereka.

Untuk saat ini mari kita bahagia dengan cara sendiri-sendiri. Tapi nantinya, kita pasti merengkuh kebahagiaan bersama.

Selagi kita belum bertemu, kejarlah mimpimu dahulu. Biar aku juga mengejar mimpiku. Aku mengerti hidup bukan hanya soal percintaan. Masih banyak hal lain yang harus kita pikirkan. Mungkin saat ini mimpi-mimpi kita lebih penting untuk dikejar. Mari kita berbahagia dengan cara kita sendiri-sendiri. Tapi ingatlah satu hal, bahwa kita sudah disatukan bahkan sebelum pertemuan. Jadi tak perlu khawatir kamu akan sendirian. Karena aku ada di sini, menunggumu entah sampai kapan.

0 komentar:

 

Blog Archive

Translate

BLOG INI DILINDUNGI DMCA