Blog ini adalah catatan pelajar yang menyukai traveler

Wednesday, April 8, 2015

Asyiknya Tamasya Naik Truk Gandeng (Mbolang)




Tak pernah terbesit sedikitpun dibenakku untuk bertamasya eh lebih tepatnya mbolang, karena geratissss selama perjalanan. Hi hi hi, perjalanan kali ini benar-benar jangan ditiru karena membutuhkan tenaga ekstra.



“Pemalang, I am coming !!!...

Perjalanan ini tak terasa sudah sampai Tugu muda, ya kalau saya digitasi dengan dari google map ke ArCGIS kira-kira 10 KM dari Medoho dekatnya (MAJT) masjid agung jawa tengah semarang,
lumayan berkeringat, karena hanya bermodalkan dengkul alias jalan kaki, disitulah saya melihat betapa tangguhnya orang yang bernama sohibi dan rokhim beeeuuuuuuuhh kayak kuda aja mereka, gak ada keselnya ketika jalan kaki sejauh itu di keramaian kota semarang, ya walaupun kondisi lalu lintasnya tidak semacet dramaga kota bogor yang sekarang saya singgahi, tapi lumayan lah kepadatanya, apalagi di bundaran deket JLNT (Jalan Layang Non ToL), bertemunya arus dari berbagai penjuru kota lain, macetpun tak terelakkan juga.


Terasa sedikit lelah dan kami bertiga mampir di salah satu icon kota semarang, yuuuuupzzz mana lagi kalau bukan lawang sewu, tapi saya tidak menceritakan keangkeran bangunan tua tersebut, tapi saya lebih melihat sisi arsitektur yang cukup kuat dari bangunan kolonial belanda tersebut, 


Saya masuk lewat jalan belakang jadi masuknya geratissssss, jangan ditiru yah, Kamipun menyusuri loteng atas dan bener pula ternyata, hawanya sereeeeeeeem bro, kamipun meutuskan untuk turun dan melanjutkan misi, ha ha ha iya misi, misi seorang pengangguran yang kurang kerjaan di kala banyaknya tugas kuliah, Perjalanan kami yaitu mulai dengan mencari truck gandeng yang menuju ke jakarta, agar perjalanan kami geratis, aaaaaaaaaaaaaahhhh asiiiikkk sekali sensai mbolang ini,

Tiba-tiba ada seorang kakek yang ngasih tahu kami “nang, kalau jam segini truk menuju Jakarta kagak ada” kata kakek itu, dan saya tidak percaya dengan begitu saja, ada sih perasaan takut akan tetapi rasa takut itupun tidak menciutkan nyali agar tidak lelah untuk menunggu truck,  disisi lain mbolang naik truck ini adalah pengalaman pertama saya dengan bak terbuka, dengan entengnya saya mengabaikan dan tidak menghiraukan ucapan kakek tadi dan saya hanya menjawab sekenanya "gak apa-apa kek", sambil berlari mencari truck kosong, tak terasa saya pun jauh meninggalkan kakek itu, selang beberapa menit, ya sekitar 15 menit lampu merah menyala, dan yesss dalaam hatiku berkata, kebetulan ada truk dengan bak terbuka gandeng, saya dengan cepat naik lebih dulu, disusul ibi dan rokhim, ternyata rokhim pas waktu itu memakai sandal, jadi dia melepas sandal dan mengganti dengan sepatu, ini penting bro!! karena ketika pakai sepatu kita lebih aman,.

Saya menikmati naik truk tersebut, yang seumur-umur belum pernah seperti itu, dan mereka, aku yakin juga demikian. Setelah kami naik di bak terbuka kami sambil ketawa ketiwi ngomongin apa aja yang gak perlu dianggap perlu, di dalam bak itu kami tidak sendirian tetapi banyak orang yang mbolang seperti kami, buju busyeeeeet,.. Potret Indonesia broooo,.. tapi asyik sumpeh

Mereka adalah anak punk yang memiliki jiwa korsa yang tinggi, itulah fenomena yang saya lihat dan saksikan secara langsung, jadi bukan hanya TNI Maupun POLRI Bro yang memiliki jiwa Korsa, persahabatan mengajarkan tentang jiwa korsa secara tidak langsung, dan begitu pula anak punk,..

Didalam perjalanan itu saya tertidur, alih alih menikmati pemandangan dan semilirnya angin eeeeeeeeeeeh malah ketiduran jadi pemandanganya lewat mimpi he he, saya pun di bangunkan rokhim,

“banguuuun oi bangun oi” sambil menggoyangkan tubuhku, tak kira sudah  sampai. Ternyata sampai tapi sampai batang, entah dimana saya saat itu, karena truk gandeng itu trayeknya hanya sampai batang,. “Kampreeeettt gerutu dalam hatiku”,

Saya turun, dan melanjutkan perjalanan dengan jalan kaki, nah klo ini kurang tau berapa KM kami berjalan, karena kalau gak jalan kaki maka kita gak sampai pemalang brrrrrrroh,.. pdahal jarak antara batang dan pemalang “beeeeeeeeeeeeeeeeuuuhhh mnding tiduuur di pinggir hi hi hi” di dalam pikiranku. kalau emang bener jalan kaki, bisa-bisa seharian full.

Dan hal yang paling real adalah POM Bensin, logikanya POM Bensin kan temapt ngisi bensin jadi berharap truk pada ngisi bensin, ya itupun kalau truknya ngisi bensin kalau tidak ya sudahlah,.. ha ha ha nasib

Perjalanan menuju pom bensin juga ternyata jauh brooooh, kala itu musim rambutan, di pinggir jalan banyak sekali pohon rambutan,. Ha ha ha,.. “mau nyolong tapi takut digebukin, gak jadiiii deeeh” takut dosa.

Taraaaaaaaaaaaa!!!! Rejeki datang, ternyata ada orang yang lagi panen rambutan, saya menghampirinya dan ngobrol dengan maksut membeli rambutan, sukur-sukur dikasih “buahahaha ngarepnya gak ketulungan” bagaikan pucuk dicinta ulampun tiba, saya membeli patungan Rp. 10.000 gak hanya dikasih plastic broooooo, tetapi dikasih sekarung kecil buanyaaaaak bangetttt dan masih dikasih kemblian Rp.4.000 haduuuuuuuuuuuuh baik banget ne orang, sambil berjalan kami melanjutkan berjalan, sampailah di POM Bensin, disitu kami menunggu truck yang ngisi bensin disitu, biar bisa numpang geratisan lagi Truk pun datang, kali ini truknya berbeda dengan yang pertama, truk ini lebih tinggi disisi kanan maupun kiri, jadi susah untuk manjatnya, akhirnya sampailah kami di pemalang, disitu kami numpang mobil pick up ha ha ha,… “duasaaaaaaaaaaaaaaar kagak modal sama sekali” sambil ketawa terkekeh kami tertawa lalu kami bercerita ngalor ngidul lagi, moment seperti inilah yang saya sadar akan arti persahabatan dengan mereka, iya mereka sohibi dan rokhim tidak hanya sampai disitu hari berikutnya saya dan rokhim diajak sohibi ke larung (sedekah laut) hemmm,.. rameee pokoknya pas waktu itu di pemalang.

Lautnya puanaaaaaas broooh,. Ya iyalah namanya juga laut  tapi janagn salah, anginya beeeeeeeeeeeeuuh segernya minta ampun, di tengah puanas yang menusuk kulit saya melihat banyak makanan sejenis jajan pasar yang berada di pinggir laut dan itu adalah sesajen yang digunakan untuk upacara larung, he he,.. saya tidak ambil pusing karena cuaca puanas dan sajenya itu ada sebuah kelapa, didalamnya di kasih gula wuaaaaaaaaaaaah sadaaaaaaaaaaappp segernya, saya dan rokhim pun meminum itu sambil memejamkan mata agar tidak digebukin warga ha ha ha,… iyalah secara itu sajen. Pokoknya gak boleh ditiru

Bagi saya pemalang tidak hanya pantai, pemalang juga ada gunung yang sejuk, dikala senja sore saya diajak bersepeda sampai ke sebuah bendungan, rasanya tenang sekali, hanya gemercik air yang terdengar, bukan bising mobil maupun motor, habis jalan-jalan kami pun tidak lupa kuliner di pasar pemalang, disitu ada makanan kalu didengar namanya jorok, yaitu turuk nyonya tapi enak lho makananya bukan namanya hi hi hi hi,…

Malamnya saya main kerumah mantan ketua Himafi (Himpunan Mahasiswa Fisika) yang dulu pernah saya wawancarai, karena kebetulan rumahnya lumayan dekat dengan sohibi,

Tak lupa sebelum kami pulang kami beli duren di pasar, dan baunya nanti akan menyengat jika pas di kereta,  Pengalaman pertama naik kereta seumur hidup belum pernah naik kereta, duasar katrok, yo ben ha ha ha ha,… Naiknya saya di gerbong paling belakang, “huasyeeeeeeem saya gak dapat tempat duduk hu hu hu”,.. dan gerbong paling belakang kalau berjalan mundur jadi deh tempat masinis, lengkap sudah pengalaman mbolang ke pemalang.
 Inilah kenapa persahabatan itu dianggap sebagai jiwa korsa, karena apapun bungkusnya, selalu tampak begitu jelas.

2 komentar:

Rizka Silviana Hartanti said...

hhahahaa....
cerita yg menarik dan lucu ttg kobiro...sampai skrg pun mas koko masih juga bolang dikota nun jauh disana.... :D

Suriyanto said...

buahahaha,... selaamat menikmati ceritanya :D

 

Blog Archive

Translate

BLOG INI DILINDUNGI DMCA