Blog ini adalah catatan pelajar yang menyukai traveler

Sunday, October 16, 2016

Hei Gerard Pique jangan mundur dari timnas Spanyol lah


Keputusan Gerard Pique untuk mundur dari timnas Spanyol usai Piala Dunia 2018 nanti membuka mata banyak orang bahwa bek tengah Barcelona ini punya status tidak tergantikan dalam tim Matador. 

Usai olok-olok yang kerap menuduh dirinya tidak sepenuh hati membela negara Spanyol kala berseragam La Furia Roja, Pique tidak mampu lagi menahan diri untuk merespon semua kritikan itu dengan mengambil keputusan pergi dari timnas Spanyol. "Saya selalu mencoba memberi segalanya, sementara beberapa orang mengapresiasi, yang lain berpikir lebih baik saya tidak bersama timnas," keluh Pique. Buat seseorang yang sudah berjibaku diatas lapangan hijau dan mempersembahkan trofi juara Piala Dunia 2010 dan Piala Eropa 2012, tuduhan bahwa dirinya tidak sepenuh hati membela panji negara Spanyol memang dianggap menyakitkan baginya. 

Meski sebenarnya kalau mau ditelusuri, munculnya kritikan-kritikan tersebut turut dipicu oleh sikapnya yang secara terbuka mendukung kemerdekaan Catalonia dan dibumbui cerita-cerita perseteruannya sebagai pemain Barcelona yang dianggap representasi Catalonia dengan Real Madrid yang dianggap menjadi representasi ibukota Spanyol. Lepas dari masalah “politik” tersebut, akan pensiunnya pemain yang pernah berseragam Manchester United ini dari timnas Spanyol membuat Julen Lopetegui harus berpikir keras mencari pendamping terbaik bagi Sergio Ramos di jantung pertahanan La Furia Roja. Bagaimanapun sector belakang timnas Spanyol cenderung tidak memiliki regenerasi pemain bintang sebaik lini tengah, depan dan posisi kiper. Lini tengah Spanyol bisa “bersantai” dengan melihat pemain hebat sekelas Xavi Hernandez, Andres Iniesta dan Xabi Alonso dilapisi pemain yang tidak kalah hebat seperti Sergio Busquet, Juan Mata, David Silva dan Cesc Fabregas yang hebatnya juga sudah mendapatkan pelapis tidak kalah hebat dalam diri Marco Asensio, Isco, Ander Herrera dan Koke. 

Pun dengan lini depan. Usai kisah heroik Fernando Torres di final Piala Eropa 2008, Spanyol punya David Villa yang konsisten menjadi tumpuan serangan tim Matador. Kala Villa mulai menurun, nama Diego Costa jadi pilihan bersama sejumlah nama yang menjanjikan seperti Paco Alcacer dan Alvaro Morata. Hal yang sama terjadi di posisi kiper ketika Iker Casillas meneruskan tugas sebagai pemain nomor satu dibawah mistar gawang kepada David De Gea. Keistimewaan tersebut tidak terjadi di lini pertahanan depan kiper. Usai duet Carles Puyol dan Carlos Marchena di Piala Eropa 2008, Spanyol punya duet Puyol - Pique di Piala Dunia 2010 (Sergio Ramos masih bermain di posisi bek kanan) dan duet Ramos – Pique di Piala Eropa 2012. Bisa melihat benang merahnya? Yap, Pique adalah penghuni utama pemain bertahan di depan kiper selama Spanyol memenangkan Piala Dunia 2010 dan Piala Eropa 2012. Hebatnya lagi, meski berganti partner dari Puyol ke Ramos, Pique tetap mampu menjadi pemain kunci di jantung pertahanan. 

Maka ketika Pique (benar-benar) memutuskan pensiun, sanggupkah Ramos dan duet barunya nanti mempertahankan kekuatan lini pertahanan tim Matador? Perginya Pique usai Piala Dunia 2018 nanti dan melihat makin berumurnya Sergio Ramos, peluang Lopetegui memunculka duet baru di lini pertahanan juga menjadi terbuka. Lopetegui dituntut menemukan duet terbaik di jantung pertahanan jika komposisi 4 pemain bertahan masih digunakannya. 

Peran Pique sebagai pemain bertahan sangat sulit dicari penggantinya. Posturnya yang setinggi 194 cm adalah jaminan pertahanan Spanyol menghalau bola-bola atas yang masuk ke kotak penalty. Sebagai pemain yang juga bisa memerankan posisi gelandang bertahan, Pique juga punya kemampuan mendistribusikan bahkan membawa bola dari belakang ke depan, sesuatu yang tidak banyak dimiliki oleh pemain pada posisi bek tengah. Kalau seorang pemain hebat dinilai dari seberapa besarnya dia memberi pengaruh pada wilayah operasinya maka Pique termasuk di dalamnya. Kualitas Pique di lini belakang bisa dipandang sama krusialnya dengan peran Andres Iniesta di lini tengah Spanyol. Bisa saja digantikan tetapi warna permainan akan langsung terasa berubah. Kini Lopetegui dihadapkan pada misi mencari dan mempersiapkan pengganti Pique untuk mendampingi Sergio Ramos atau pemain lain di jantung pertahanan. Spanyol boleh punya seabrek bek sayap tangguh seperti Hector Bellerin, Cesar Apillicueta, Dani Carvajal atau pemain senior seperti Juanfran, tetapi mereka hanya punya Marc Bantra, Javi Martinez dan Sergio Busquet sebagai sosok yang “punya nama” untuk mengisi posisi Pique. 

Dua nama terakhir (Martinez dan Busquet) bahkan sejatinya bukan seorang pemain bertahan sehingga tentu menempatkan mereka pada posisi krusial di jantung pertahanan bisa dianggap sebagai sebuah perjudian. Profil Bantra sendiri tidak sekuat profil Pique saat didapuk menjadi bek tengah utama timnas Spanyol. Pique menghuni posisi vital itu dengan profil sebagai bek tengah utama Barcelona yang sudah memenangkan trofi-trofi besar seperti Liga Champions dan La Liga. Bantra, pemain berusia 25 tahun ini bukan pemain utama yang berkontribusi besar di tim Barcelona yang memenangkan treble winner. So, memang sulit mencari pengganti Gerard Pique. Para fans tim Matador sebaiknya berharap Pique tidak sungguh-sungguh ingin pensiun dari La Furia Roja. Visca barca,.

0 komentar:

 

Blog Archive

Translate

BLOG INI DILINDUNGI DMCA