Hubungan jarak jauh bukanlah keputusan yang mudah diambil.
Tak dapat bertemu setiap hari, setiap pekan, bahkan setiap bulan adalah risiko
yang harus dijalani.
Godaan, rintangan, keluh kesah pasti jadi kawan karib
setiap waktu. Apalagi curiga selalu datang menghampiri. Ah dibikin enjoy dan Kadang,
pesan teks jadi sumber munculnya prahara. Pesan yang tak berintonasi itu memang
multipersepsi. Yang disampaikan tak sejalan dengan yang diterima. Hal ini
menjadi kebimbangan yang kadang-kadang menyakitkan. Belum lagi rasa sepi.
Memiliki, tapi tak bisa menyentuh fisik. Berkali-kali kalimat “sabar, sampai
kita ketemu lagi,” terlontar. Seakan jadi obat penghambat rindu. Atau kadang-kadang
hanya jadi pelipur, perlu komitmen yang kuat.
Disaat yang lain bisa bersama disisi lain kita berpisah
dengan harapan bisa bersatu dalam ikatan sakral yaitu pernikahan, pernah nggak
kalian merasakan yang demikian? Berbeda jarak dan waktu, ah apalah itu namanya.
Kadang senang bisa pindah Negara satu ke Negara berikutnya,
tapi itulah asyik dan seninya mbolang sebagai bekal kelak dihari tua, menua bersama
berjalan beriringan dalam duka maupun suka, selain itu aku akan mengirim pesan
untukmu, utamanya saat kamu sedang sedih atau stres. Meskipun aku mungkin tidak
bisa duduk di sampingmu di saat-saat tersulit seperti itu, aku akan melakukan
yang terbaik untukmu. Kalau perlu, mendengarkanmu lewat pesan suara. Kapan pun
Dan aku memintamu untuk tidak menyerah pada jarak. Kita
sudah memutuskan untuk berkomitmen, maka ini risiko yang seharusnya sudah
kuketahui sejak awal. Jadilah wanita yang kuat dan setidaknya jangan seperti Cinderella
he he
0 komentar:
Post a Comment